HUBUNGAN BOUNDING ATTACHMENT DENGAN RISIKO TERJADINYA POSTPARTUM BLUES PADA IBU POSTPARTUM DENGAN SECTIO CAESARIA

Nama              : Aisyah Kartika Sari Primasiwi

Nim                 : 1230023036

Prodi               : S1 Kebidanan / 4

Mata Kuliah    : Psikologi dalam Praktik Kebidanan  

Dosen              : Ibu Yati Isnaini Safitri, SST., Bdn., M.Kes

Pendahuluan

Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati yang umum terjadi pada ibu setelah melahirkan, ditandai dengan perasaan sedih, mudah menangis, kecemasan, dan perubahan suasana hati yang tidak menentu. Menurut WHO (2008), angka kejadian postpartum blues mencapai 30–75%, dengan prevalensi di Asia berkisar antara 26–85% dan di Indonesia sekitar 50–70%.

Jika tidak ditangani dengan baik, postpartum blues dapat berkembang menjadi postpartum depression atau bahkan postpartum psikosis, yang berdampak negatif pada kesejahteraan ibu dan bayinya. Salah satu faktor yang berperan dalam mencegah postpartum blues adalah bonding attachment, yaitu ikatan emosional antara ibu dan bayi yang berperan penting dalam membangun hubungan yang sehat dan mendukung perkembangan anak.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bonding Attachment dan Postpartum Blues

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas bonding attachment dan risiko postpartum blues antara lain:

1.     Faktor Psikologis Ibu

·       Stres dan kecemasan

 Ibu yang mengalami tingkat stres dan kecemasan tinggi lebih rentan mengalami postpartum blues, yang dapat menghambat keterikatan emosional dengan bayi.

·       Riwayat gangguan mental

Ibu dengan riwayat depresi atau gangguan kecemasan lebih berisiko mengalami postpartum blues dan kesulitan dalam membangun bonding attachment

2.      Faktor Dukungan Sosial

·       Dukungan dari pasangan dan keluarga

Ibu yang mendapatkan dukungan emosional dan fisik dari pasangan, keluarga, atau teman cenderung lebih mudah membangun bonding attachment yang baik dengan bayinya.

·       Peran tenaga Kesehatan

Edukasi dan pendampingan dari tenaga kesehatan dapat membantu ibu merasa lebih percaya diri dalam merawat bayi dan mengurangi kecemasan yang berlebihan.

3.     Faktor Fisiologis dan Medis

·       Proses persalinan

 Persalinan dengan sectio caesaria sering kali membuat ibu mengalami keterbatasan fisik dalam merawat bayi, yang dapat menghambat bonding attachment.

·       Kesehatan bayi

Bayi yang lahir prematur atau memiliki kondisi medis tertentu mungkin memerlukan perawatan khusus yang mengurangi frekuensi interaksi dengan ibu, sehingga menghambat proses bonding attachment.

4.      Faktor Lingkungan

·       Rawat gabung

Ibu yang ditempatkan satu ruangan dengan bayinya setelah persalinan memiliki peluang lebih besar untuk membangun bonding attachment yang kuat dibandingkan dengan ibu yang bayinya dirawat terpisah.

·       Kondisi rumah sakit

Lingkungan rumah sakit yang nyaman dan mendukung dapat membantu ibu merasa lebih tenang dan siap dalam merawat bayinya.

Strategi untuk Meningkatkan Bonding Attachment dan Mencegah Postpartum Blues

Agar bonding attachment terbentuk dengan baik dan risiko postpartum blues dapat dikurangi, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:

1.     Melakukan Kontak Kulit ke Kulit (Skin-to-Skin Contact)

·       Menempatkan bayi di dada ibu segera setelah lahir dapat meningkatkan produksi hormon oksitosin yang berperan dalam membangun ikatan emosional antara ibu dan bayi.

·       Membantu bayi merasa lebih tenang, meningkatkan pola tidur yang lebih baik, dan mempermudah proses menyusui.

2.     Mendorong Rawat Gabung (Rooming-In)

·       Membantu ibu lebih mengenali pola dan kebutuhan bayinya

·       Meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayi

·       Mengurangi risiko kecemasan dan stres yang dapat memicu postpartum blues.

3.     Memberikan Edukasi dan Pendampingan kepada Ibu

·       Memberikan informasi mengenai manfaat bonding attachment bagi ibu dan bayi.

·       Mengajarkan teknik menyusui yang benar untuk mempererat hubungan ibu dan bayi.

·       Menyediakan layanan konsultasi psikologis bagi ibu yang mengalami kecemasan atau gejala postpartum blues.

4.     Meningkatkan Dukungan Sosial

·       Suami dan keluarga dapat berperan aktif dalam membantu ibu, baik dalam hal fisik maupun emosional.

·       Kelompok dukungan ibu baru dapat menjadi sarana berbagi pengalaman dan memberikan semangat bagi ibu yang mengalami postpartum blues.

5.     Menciptakan Lingkungan yang Nyaman dan Tenang

·       Menjaga suasana rumah atau ruang perawatan yang mendukung kenyamanan ibu dan bayi.

·       Mengurangi faktor pemicu stres, seperti tekanan dari keluarga atau ekspektasi berlebihan terhadap peran sebagai ibu baru.

Kesimpulan

Penelitian di RSIA Srikandi IBI Jember menunjukkan bahwa bonding attachment memiliki hubungan yang signifikan dengan risiko terjadinya postpartum blues pada ibu postpartum dengan sectio caesaria. Semakin baik bonding attachment antara ibu dan bayi, semakin rendah risiko ibu mengalami postpartum blues. Oleh karena itu, diperlukan dukungan yang optimal dari tenaga kesehatan, keluarga, dan lingkungan sekitar untuk membantu ibu membangun ikatan emosional yang kuat dengan bayinya dan mengurangi risiko gangguan psikologis setelah melahirkan.

 Daftar Pustaka

Yodatama, D. C. (2014). Hubungan Bonding Attachment dengan Resiko Terjadinya Postpartum Blues pada Ibu Postpartum dengan Sectio Caesaria di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Srikandi IBI Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember.

World Health Organization (2008). Maternal Mental Health and Child Health and Development in Low and Middle Income Countries. Geneva: WHO.

Klaus, M. H., & Kennell, J. H. (1976). Maternal-Infant Bonding. St. Louis: Mosby.

Affonso, D. D., Wahlberg, V., & Persson, B. (1989). Psychological and Physiological Processes in Postpartum Blues. Journal of Psychosomatic Research, 33(3), 297–307.

Beck, C. T. (2006). Postpartum Depression: It Isn’t Just the Blues. American Journal of Nursing, 106(5), 40–50.

Field, T. (2010). Postpartum Depression Effects, Developmental Issues, and Interventions. Infant Behavior and Development, 33(1), 1–6.

Referensi

https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/78566/DIAN%20CHARLA%20YODATAMA%20-%20072310101030.pdf?sequence=1


 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Bersama Menuju Indonesia Sehat, Suksesnya Jalan Sehat Karang Taruna Perum OMA Indah, RT 24 RW 09

Resume materi "Pancasila sebagai dasar pembangunan emas "